Berani Memulai Usaha Adalah

Berani Memulai Usaha Adalah

Jul AYO BERANI MEMULAI USAHA

Oleh : Harwiadi / Mbah Adi *)

Kendala yang dialami oleh para pengusaha pemula adalah keberanian untuk memulai usaha. Memulai satu langkah dalam usaha akan menjadi lebih baik dari pada tidak memulai sama sekali.

Kata “memulai usaha” kerap menjadi momok yang menakutkan bagi para pengusaha pemula. Mereka selalu berangan–angan ingin mempunyai usaha atau bisnis yang besar dan sukses, yang bisa menghasilkan banyak keuntungan, banyak mempekerjakan banyak orang, bisa membantu banyak orang, dan banyak tujuan lainnya yang ujungnya hanya menjadi mimpi belaka.

Semua pengusaha, pebisnis sukses dan terkaya di Indonesia maupun di dunia ini bisa berhasil karena mereka berani memulainya. Ketidak beranian memulai usaha biasanya karena rasa takut. Takut akan gagal, takut akan salah, takut akan rugi, takut menghadapi pesaing, takut usahanya tidak di sukai pasar, dan ketakutan – ketakutan lainnya.

Ayo kita rubah ketakutan – ketakutan itu menjadi keberanian untuk memulai usaha. Kita bangun pikiran positif dari semua yang akan kita mulai. Misalnya : – Takut akan gagal kita rubah menjadi  berani sukses

– Takut akan salah kita rubah menjadi  pasti akan benar

– Takut akan rugi kita rubah menjadi pasti akan untung

– Takut usahanya tidak di sukai pasar dirubah menjadi pasti usahanya di sukai pasar

Sebenarnya tidak mengapa kita punya sedikit rasa takut, karena rasa takut diperlukan juga sebagai rem agar semua terencana dengan baik dan juga mempunyai cara menghadapi rintangan yang ada. Tanpa rasa takut, seseorang akan melangkah tanpa perhitungan. Mari kita mempunyai cita-cita dan berani action untuk mencapai cita-cita tersebut.

*) Penulis adalah mentor AMRI TFM#3

Memulai bisnis sendiri adalah suatu keharusan bagi pengusaha baru. Selain motivasi, penilaian yang baik dan keberanian bertindak adalah kunci sukses dalam bisnis.

Memang setiap bisnis yang dijalankan pasti memiliki resiko atau dampak. Mengatasi rasa takut saat memulai bisnis merupakan hal wajib yang dibutuhkan oleh seorang pebisnis.

Selain itu, risiko dan perencanaan yang terlalu panjang seringkali menjadi kendala seseorang untuk maju dan menjalankan usahanya.

Untuk membangun suatu usaha dan menjadi seorang wirausahawan, sebagai langkah awal seseorang harus memupuk jiwa wirausaha.

Salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha adalah dengan mengartikan kata kata motivasi untuk memulai usaha sendiri.

Begitulah yang dilakukan oleh ibu leni dalam usia mudanya, ibu leni memulai usaha berjualan Ketika masih dalam bangku kuliah yang dimana ibu leni memulai dengan berjualan baju, aksesoris,buah, dan lain sebagainya.

: Ibu leni adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak yang tunggal di dusun puspalaya, desa arjangka kecamatan pringgarata.

: Ibu leni adalah sosok pembisnis muda yang penuh semangat memulai usaha tanpa harus takut akan resiko yang akan dihadapinya. Dengan dukungan dari keluarga ibu leni memanfaatkan usia mudanya dengan mencoba berbagai macam usaha.

Setelah menikah ibu leni tetap melaniutkan bisnis yang ditekuninya sampai Sekarang yaitu berjualan buah. Karena Suami ibu leni juga merupakan pembisnis sayuran sehingga selain berjualan buah ibu leni juga menjual sayur-sayuran di kios.

Dengan latar belakang kehidupan desa sehingga ibu leni memanfaatkan masyarakat sekitar yang menanam buah-buahannuntuk diajak bekerja sama dalam bisnis tesebut. Sehingga harga buah di kios ibu leni lebih murah dari harga di pasar.

Lihat Money Selengkapnya

SUNGAILIAT - Kata kunci untuk keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha atau bisnis sebagai wirausahawan atau entrepreneur adalah ‘berani mulai usaha’.

"Kata kunci agar seseorang bisa berhasil dalam dunia wirausaha adalah berani mulai usaha. Jangan hanya wacana atau rencana, tetapi harus berani mulai melaksanakannya,” ungkap Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman.

Demikian yang disampaikannya saat datang menyusul sang Istri, Melati Erzaldi menjadi narasumber dalam Talkshow kegiatan Integrated Career Day dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun SMAN 1 Sungailiat yang ke 43 tahun, di SMA Negeri 1 Sungailiat, Kabupaten Bangka, Selasa (23/2/21).

"Setiap orang memiliki jiwa entrepreneur sejak lahir. Mulai dari tersenyum membuat orang gemes adalah ciri-ciri entrepreneur. Namun tinggal cara kita mengelola jiwa entrepreneur itu, " jelasnya.

Jiwa enterepreneur bisa semakin berkembang jika seseorang anak tidak dibiasakan menjadi manja secara berlebihan oleh orang tuanya. Jiwa entrepreneur yang ulet, luwes, pekerja keras dan tertantang ini harus menjadi kebiasaan sehingga dapat menjadi karakter seseorang.

Oleh sebab itu, para siswa SMA-SMK-MA se-Kabupaten Bangka wajib untuk didorong menjadi seorang wirausaha dengan memulai usaha, sekalipun masih menempuh pendidikan di bangku sekolah.

Penerima apresiasi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ini berharap kegiatan ini dapat dijadikan pematik untuk  bersemangat dalam menjadi orang yang berhasil.

"Pasti ada suatu hikmah yang bisa diambil dari pandemi ini. tetapi yang pasti, saya berharap semangat belajar para siswa tidak akan pernah pudar," ungkapnya.

Di sela-sela kegiatannya, Gubernur Erzaldi mengapresiasi salah seorang siswa SMAN 1 Sungailiat, kelas 12 IPS 3, Rian Anugerah yang selama ini berani memulai usaha jual beli baju vintagenya.  Mendukung usahanya ini, satu buah laptop diberikan Gubernur Erzaldi kepadanya.

Usai menemui dan memberikan arahan kepada para siswa, Gubernur Erzaldi beserta rombongan  melihat stand-stand expo ,salah satunya adalah stand Babel Creathorium. Kegiatan ini dilaksanakan dengan patuh protokol kesehatan.

Hasil Pencarian Berani Memulai Berani Sukses

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Salah satu Filsuf mengatakan bahwa tugas yang besar, membutuhkan tanggung jawab besar pula.

Minggu, 21 Februari 2021, bertepatan dengan 2 tahun saya mengundurkan diri dari dunia perkuliahan. Gegara ilmu Filsafat yang saya pelajari di dunia akademik, saya pun dibutakan oleh angkara logika.

Logika saya waktu itu adalah tanpa menyelesaikan dunia perkuliahan pun, saya masih bisa bekerja. Melalui dunia pekerjaan, saya akan mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang saya peroleh akan memberikan kebahagiaan.

Kebahagiaan di dalam dunia pekerjaan, tidak serta merta memberikan kenyamanan absolut. Absolutisme kebahagiaan ternyata membutuhkan tanggung jawab besar. Pilihan untuk mengundurkan diri dari dunia perkuliahan, memantik adrenalin saya untuk berani bertanggung jawab.

Berani memulai, berani mengakhiri adalah nadi dari semangat saya. Tapi, seiring dengan perjumpaan di dalam dunia pekerjaan, saya banyak belajar hal baru. Salah satu insight yang saya dapatkan dari rekan kerja adalah semangat untuk meng-upgrade pendidikan.

Upgrade pendidikan adalah hal mutlak di dalam dunia pekerjaan. Tatkala saya melihat lowongan kerja di manapun, kualifikasi yang dibutuhkan  adaalah minimal S1.

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan memang tak mudah. Tapi, berbekal pendidikan yang memadai, kita akan menggenggam masa depan di telapak tangan.

Menarik salah satu tendensi yang saya temukan di dalam keseharian mahasiswa. Di mana, sewaktu masih kuliah, pingin cepat wisuda ataupun keluar. Tujuannya adalah bekerja. Lalu membahagiakan orangtua dengan penghasilan yang kita dapatkan di dunia kerja.

Sementara, para pekerja pingin kuliah lagi. Rupanya logika kita selalu bertolak belakang dengan realita. Terutama saya yang mengalami perasaan demikian. Saya pun tidak tahu, apakah anda pernah mengalaminya atau tidak?

Yang pasti, di panggung inilah saya penguasa absolut. So, saya bebas menulis. Menulis sesuai apa yang saya alami. Memang tak mudah, menulis kelemahan di dalam ruang publik. Tapi, lebih baik menulis kelemahan dengan jujur. Karena tidak semua orang menulis jujur dengan dirinya sendiri.

Lihat Diary Selengkapnya

Lalu, apa yang bisa dipetik oleh pembaca dari kisah hidup saya? Teruntuk mahasiswa, selagi masih punya kesempatan, jangan pernah sia-siakan kebaikan dari orangtua. Karena pikiran kita dengan logika apapun, akan selalu terbentur di dalam dunia kerja atau realita hidup.

Memang, ilmu pengetahuan yang kita dapatkan di dunia perkuliahan tidak menjamin keberhasilan kita di dunia kerja. Tapi, setidaknya kita sudah memiliki softskill dan hardskill selama menekuni ilmu pengetahuan di dunia perkuliahan.

Karena yang menentukan keberhasilan kita di dunia kerja adalah softskill dan hardskill yang kita miliki.

Setelah sekian lama saya bergelut dengan angkara logika filsafat, akhirnya saya pun mendapatkan pencerahan dari sharing lintas profesi, budaya di dunia kerja. Terutama upgrade pendidikan.

Berani memulai, berani mengakhiri. Karena saya sudah berani mengundurkan diri dari dunia perkuliahan, saya pun harus berani mempertanggungjawabkan pilihan saya. Senada anda mahasiwa, berani memasuki dunia perkuliahan, berarti berani menyelesaikan perkuliahannya tepat pada waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Diary Selengkapnya

Saat menginjak usia 25 tahun mungkin sebagian orang akan merasa bahwa kita sudah harus merencanakan tabungan masa depan, menikah, mulai menata hidup, dan lain sebagainya. Sebelum mencapai usia 25, aku sudah mencoba memperjuangkan segalanya. Dalam artian, aku sudah mencoba untuk bekerja meski tidak benar-benar nine to five. Aku mencoba berbincang dengan diriku sendiri dan meyakini bahwa aku memang menyukai apa yang sedang aku kerjakan sekarang. Aku senang dan nyaman dengan pekerjaanku sekarang tapi aku juga merasa butuh warna baru dalam hidup. Di sisi lain, tidak mudah untuk bisa memulai hal baru, karena sesuatu yang familiar memang akan selalu terasa lebih nyaman sebenarnya.

Aku senang dan nyaman dengan pekerjaanku sekarang tapi aku juga merasa butuh warna baru dalam hidup. Di sisi lain, tidak mudah untuk bisa memulai hal baru, karena sesuatu yang familiar memang akan selalu terasa lebih nyaman sebenarnya.

Selama ini aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan orang lain di atas kebutuhanku pribadi. Aku seringkali mengalah untuk kepentingan orang lain. Terkadang ada situasi yang aku pun bingung bagaimana cara menanggapinya, tapi pada akhirnya aku tetap berusaha sebaik mungkin untuk hadir saat dibutuhkan. Tapi tahun lalu aku mulai berpikir, iya aku memang menikmati membantu orang lain, tapi aku juga mulai mencari sebenarnya apa yang diriku sendiri butuhkan. Bisa dibilang aku mulai soul searching, mencari apa yang bisa membuatku bahagia selain membahagiakan orang lain. Sampai akhirnya aku menemukan musik adalah jawabannya. Keputusan ini terasa sangat membahagiakan karena datang dari dalam diri bukan faktor eksternal.

Aku sudah mencoba banyak hal untuk bisa berkecimpung dalam industri musik sampai mencoba ikut audisi ajang pencarian bakat, walaupun masih belum berhasil. Sempat merasa putus asa dan merasa mungkin aku cukup hadir dari balik layar saja. Toh, aku pun senang setiap melihat ada musisi yang berbakat bisa berkembang secara musik. Tapi kemudian aku menyadari bahwa awal mulai kerja di label musik juga karena aku suka menyanyi, jadi kenapa nggak coba aku mulai saja sekarang. Untungnya aku juga bertemu dengan teman-teman yang sangat mendukungku untuk bermusik. Selain keberanian dari diri sendiri, aku sadar aku juga tidak mungkin bisa merilis single pertamaku, "Reckless" tanpa bantuan mereka.

Dorongan utama untuk memulai karir di dunia musik pada dasarnya adalah aku tidak mau menyesal. Aku tidak ingin ada kata “what if” di masa depan karena keputusanku untuk menyerah, jadi aku memilih untuk memberanikan diri merilis karya pertamaku. Lagu Reckless sendiri awalnya ditulis berdasarkan perspektif yang romantis tentang sosok si dia. Tapi saat menyelesaikan lagu ini, aku malah ingin melihat lagu ini sebagai cerminan diriku sendiri. Aku menerima bahwa memang aku kadang ceroboh. Di saat yang bersamaan, ketika suatu hal tidak berjalan dengan baik aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Cerita lagu ini sebenarnya paling personal dari lagu-lagu lain yang aku tulis, karena aku jarang ngomongin soal diri sendiri. Jadi, rasanya ini adalah lagu yang paling tepat sebagai perkenalan diri.

Aku tidak ingin ada kata “what if” di masa depan karena keputusanku untuk menyerah. Jadi aku memilih untuk memberanikan diri merilis karya pertamaku.

Kadang aku juga bisa salah ngomong atau salah tingkah, I’m also an overthinker. Kalau aku bersedia melepaskan diri, mungkin aku bisa melihat hal lain yang selama ini tanpa aku sadari tersingkir dari pengelihatanku karena aku terlalu terfokus pada satu bagian saja. Aku merasa kalau aku terlalu memikirkan suatu hal justru pada akhirnya semua hal yang berusaha aku seimbangkan jadi berantakan. Pada akhirnya aku yang masih manusia biasa. Satu hal yang juga aku yakini adalah kalau memang kita punya mimpi yang sangat ingin kita wujudkan, coba dulu aja. Kalau mau buat suatu karya, buat dulu dan coba untuk bisa konsisten. In order to make your dream, you gotta do all in. Coba turunkan ekspektasi saat baru memulai hal baru, karena semuanya butuh waktu. Jangan terpaku pada angka, ingat lagi kenapa kita mulai. Lihat angka sebagai gambaran pertumbuhan kita dalam berkarya, angka bukan tujuan akhir melainkan bagian dari proses. Sebagai musisi, kita pasti ingin untuk bisa berkarya dalam waktu yang lama.

Coba turunkan ekspektasi saat baru memulai hal baru, karena semuanya butuh waktu. Jangan terpaku pada angka, ingat lagi kenapa kita mulai. Lihat angka sebagai gambaran pertumbuhan kita dalam berkarya, angka bukan tujuan akhir melainkan bagian dari proses.